BAB
II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Karya
Ilmiah
Dwiloka (2005) dalam Nasucha
mengartikan, karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seseorang ilmuan (yang
berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan imu pengetahuan, teknologi,
dan seni yang di peroleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan
pengetahuan orang lain sebelumnya.
B. Ruang Lingkup Karya Ilmiah
1. Penelitian
Penelitian adalah kegiatan
penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sitematis untuk
menemukan informasi ilmiah dan teknologi
yang baru. Tulisan ilmiah dihasilkan dari sebuah penelitian dengan metode yang
sangat ketat, di samping itu, penelitian juga mempunyai tujuan untuk menemukan
sesuatu yang baru yang berguna bagi masyarakat umum, termasuk membuktikan kebenaran
baru yang juga bisa berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan generasi
selanjutnya.
2. Pengembangan
Yang
di maksud dengan tulisan ilmiah pengembangan adalah :
a.
Kegiatan guru atau dosen dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi,
dan pengetahuan untuk peningkatkan mutu baik bagi mutu belajar mengajar atau
profesionalisme.
b.
Tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara
mempergunakan teori dan proses, untuk tujuan praktis. Pokok yang di bahas dalam
tulisan pengembangan adalah menyangkut sesuatu bidang ilmu tertentu sesuai
keahlian penulis yang bersangkutan. Sebab tujuanya yaitu mengembangkan ilmu.
C. Kaidah Tulisan
Ilmiah
1. Sistematis
Artinya, penulisan karya ilmiah
harus di tulis secara sistematis. Sistematis di sini bisa di lakukan kalau
penulisanya memakai sistematika tertentu yang sudah digariskan dalam lingkungan
ilmiah. Bahkan penelitian kuantitatif dengan kualitatif juga berbeda sitematika
penulisanya.
2. Logis
Logis
berarti bisa dinalar. Seseorang yang menulis tulisan ilmiah tentu saja apa yang
dibahas bisa dipahami oleh akal pembacanya. Termasuk di sini, membahas sesuatu
yang tidak absurb (tidak masuk akal) atau penuh mitos. Contoh sebuah tulisan
yang membahas bagaimana nasi satu kepal bisa mengenyangkan dalam waktu satu
minggu.
3. Cermat
Maksudnya adalah tulisan tidak ditulis
dengan sembarangan. Ada aturan ketat yang harus dipatuhi. Itu juga berarti
penulis memang diharapkan memahami dan mengetahui setiap bagian yang ditulisnya.
Penulis dituntut untuk kemampuanya dalam memahami pembacanya. Apakah pembacanya
itu dari kalangan mahasiswa, guru, dosen, atau ilmuan lain.
4. Bahasa baku dan
istilah yang konsisten
Bahasa baku adalah bahasa yang
selama ini diketahui masyarakat umum dan sudah menjadi bahasa nasional. Boleh
juga memakai kata-kata asing atau bahasa daerah.
D. Macam-Macam Karya
Ilmiah
1. Makalah
Makalah
adalah karya tulis yang dimuat pikiran tentang suatu masalah atau topik
tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis
yang logis dan objektif.
2.
Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah adalah karya tulis
yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis
dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah
disepakati atau ditetapkan.
3. Proposal Penelitian
Proposal
penelitian diajukan sebelum penyusunan skripsi, tesis, maupun disertasi. Biasanya
diseminarkan terlebih dahulu, hasil dari seminar bisa dijadikan bahan perbaikan
dalam menyusun skripsi, tesis maupun disertasi. Bedanya dalam proposal
penelitian tidak terdapat pembahasan dan kesimpulan serta saran.
4. Laporan Penelitian
Laporan
penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan
hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
5. Laporan Akhir
Laporan akhir biasanya ditulis
sebagai salah persyaratan mencapai pendidikan S-0/non gelar. Namun begitu,
laporan akhir juga sering digunakan untuk mahasiswa S-1 yang melakukan kegiatan
magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau kegiatan lain yang mensyaratkan
penyusunan laporan akhir. Laporan akhir berisi penyampaian informasi ilmiah
yang bersifat faktual tentang sesuatu dari satu pihak ke pihak lainya. Laporan
akhir juga berisi informasi faktual-ilmiah dan teknologi baru yang ditemukan
dalam penelitian.
6. Skripsi (S-1)
Skripsi biasanya dibuat oleh mereka
yang akan lulus dari program sarjana (S-1). Kalau membicarakan aspek kajian
pustaka, skripsi hanya menuntut menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang
dilakukan dengan penelitian lain dengan topik yang sama, dalam tinjauan pustaka
peneliti berusaha untuk mengeksplorasi penelitian sejenis yang bisa dijadikan
acuan dalam penelitian.
7. Tesis (S-2)
Tesis yang biasanya diperuntukkan
bagi mereka yang akan mencapai gelar master jenjangnya lebih tinggi dari
skripsi, dalam tesis dituntut untuk bisa memberikan sumbangan dalam ilmu
pengetahuan. Sumbangan bisa berupa diskusi teori yang perlu dikembangkan lebih
lanjut dari tesis yang dihasilkan.
8. Disertasi ( S-3)
Disertasi berupaya untuk
mengidentifikasikan posisi dan peranan penelitian yang dilakukan dalam konteks
permasalahan yang lebih luas. Lebih luas di sini, artinya dalam disertasi di
tuntut untuk lebih banyak mengemukakan pendapat pribadi setiap membahas hasil
penelitian lain. Orisinalitas gagasan dirinya begitu di harapkan. Kemampuan
logika untuk mengkaitkan banyak hal, menganalisis serta mengemukakan alasan
menjadi hal yang penting dilakukan.
9. Karya Imiah Di
publikasikan
Karya ilmiah diduplikasikan, berupa
informasi ilmiah yang diterbitkan dan disebar luaskan kepada masyarakat. Karya
ilmiah sejenis ini biasanya berasal dari penelitian, misalnya skripsi, tesis,
dan disertasi.
10. Karya Ilmiah Di
dokumentasikan
Umumnya, beberapa hasil penelitian
dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi disimpan dalam perpustakaan. Tulisan
ini masuk dalam karya ilmiah yang didokumentasikan. Mengapa termasuk karya itu?
Sebab, tulisan tersebut sengaja tidak disebarluaskan kepada masyarakat, tetapi
hanya untuk memenuhi kebutuhan akademik perguruan tinggi.
E. Perbedaan Skripsi, Tesis,
dan Disertasi
Perbedaan antara skripsi, tesis, dan
disertasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu : aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Dapat dikatakan bahwa disertasi
bobot akademisnya lebih berat dari tesis, sedangkan tesis bobot akademisnya
lebih berat dari pada skripsi. Oleh karena itu perbedaan skripsi, tesis, dan
disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantutatif, tetapi lebih
banyak dilihat dari aspek kualitatif. Berikut ini aspek-aspek yang membedakan
skripsi, tesis, dan disertasi :
1.
Beda permasalahan
Identifikasi masalah untuk skripsi
didasarkan atas informasi dari koran, majalah, buku, jurnal laporan penelitian,
seminar, atau keadaan lapangan.
Masalah
yang dikaji diskripsi cenderung pada masalah yang bersifat penerapan ilmu, sedangkan
dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.
2.
Beda aspek metodologi penelitian.
Penulisan skripsi dituntut untuk
menyebutkan upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan
menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid. Bagi penulis tesis, penyebutan
adanya upaya saja tidak cukup, tetapi harus disertakan bukti-bukti yang dapat
dijadikan pegangan untuk menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data yang digunakan
cukup valid. Sedangkan untuk penulis disertasi, bukti-bukti validitas instrumen
pengumpul data harus dapat diterima sebagai bukti-bukti yang tepat.
3.
Beda aspek hasil penelitian.
Hasil penelitian yang dipaparkan dalam
kesimpulan skripsi harus didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian yang
dilakukan, dalam tesis, hasil penelitian yang dikemukakan selain didukung oleh
data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan
dengan hasil lain yang sejenis. Oleh karena itu, dalam tesis dan disertasi
perlu ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian. Hasil
penelitian skripsi yang ditulis dalam bentuk artikel hendaknya diarahkan untuk
dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil penelitian
tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah
yang bermutu.
4.
Beda aspek kemandirian.
Selain didasarkan pada ketiga aspek
tersebut, skripsi tesis dan disertasi juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat
kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah
karya ilmiah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan
penulisan tesis dan disertasi lebih mandiri daripada skripsi. Secara kuantitatif
dapat diilustrasikan sebagai berikut : untuk disertasi kira-kira 90% karya asli
mahasiswa, sedangkan 10% merupakan bimbingan serta arahan dosen pembimbing, untuk
tesis persentase bisa lebih kecil dari pada disertasi, dan skripsi persentasi
lebih kecil dari pada tesis dan disertasi.
F. Ciri-Ciri Tulisan
Ilmiah
Ada banyak ciri tulisan ilmiah yang
dikemukakan para penulis. W.Paul Jones pernah mengungkapkan beberapa ciri
tulisan ilmiah antara lain :
ü Menyajikan
fakta
ü Cermat
dan jujur ( accurate and truthful )
ü Tidak
memihak ( disinterested )
ü Sistematis
ü Tidak
bersifat baru ( not emotive )
ü Mengesampingkan
pendapat yang tidak berdasar (unsupported opinion )
ü Sungguh-sungguh
ü Tidak
bercorak debat ( not argumentative )
ü Tidak
bernada membujuk ( not directly persuasive )
ü Tidak
berlebih-lebihan
G. Asas Menulis Karya
Ilmiah
Kita
perlu mengetahui asas menulis karya ilmiah yang jelas. Robert Gunning
(Widyamartaya dan Sudiati, 1997) dalam bukunya Principles of Clear Writing, Clear News Writing, The Technique of Clear
Writing pernah membuat kriteria sebagai berikut :
1.
Keep Sentences Short ( gunakan kalimat pendek )
Biasanya
anda menulis dengan kalimat pendek-pendek. Jika terpaksa harus menggunakan kalimat
panjang sebaiknya diselingi dengan kalimat pendek, sehingga meningkatkan
kejelasan tulisan.
2.
Prefer The Simple to The Complex ( pilih sederhana dari pada rumit )
Kata-kata sederhana, kalimat
sederhana, bahasa sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu tulisan. Biasanya
penulis pemula memberlakukan menulis seperti keranjang sampah yang semua
informasi yang didapatkanya perlu diungkapkan semua. Padahal tidak semua
informasi yang didapatkan harus dimasukan dalam tulisan itu.
3.
Prefer The Familiar Word ( pilih kata
umum yang di kenal )
Tujuanya adalah agar ide yang diungkapkan
dapat secara mudah dan jeas ditangkap pembaca. Kata umum lebih dianjurkan dari
pada kata asing. Misalnya, antara kat intensit dan intensif jelas berbeda
artinya.
4.
Avoid Unnecessary Words ( hindari kata yang tidak perlu )
Setiap kata harus mempunyai peranan
dalam kalimat atau tulisan. Kata yang tidak perlu hanya melelehkan pembaca.
Bahasa Indonesia dalam perkembanganya dipengaruhi oleh bahasa asing salah
satunya bahasa Inggris. Misalnya penggunaan kata-kata adalah dan bahwa diawal
kalimat.
5.
Put Action in Your Verbs ( beri tindakan dalam kata kerja anda )
Kata kerja aktif yang mengandung
tindakan, yang menunjukan gerak akan membuat tulisan menjadi hidup dan
bertenaga untuk menyampaikan pesan yang dimaksud.
6.
Write Like You Talk ( menulislah seperti anda bercakap-cakap )
Kata
yang ditulis sebenarnya pengganti ucapan lisan. Ini membuat tulisan lebih
jelas. Buku-buku how to seringkali dipaparkan
dengan cara bertutur seperti ini.
7.
Use Terms Your Reader Can Picture ( pakailah istilah yang pembaca dapat
menggambarkanya )
Kasus ini sangat berkaitan dengan
konteks siapa yang menjadi sasaran tulisanya. Perkataan konkret lebih jelas
dari pada yang abstrak. Contohnya, kata “factory town” (kota dengan banyak
pabrik) lebih jelas dari “industrial community” (masyarakat industri).
8.
Tie in With Your Reader’s Experience ( kaitkan dengan pengalaman pembaca )
Istilah abstrak memang berguna untuk
proses pemikiran, tetapi licin digunakan dalam beromunikasi karena terbuka
macam-macam penafsiran. Tulisan yang jelas adalah tulisan yang dapat dibaca dan
dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pegalamanya.
9.
Make Full Use of Variety ( manfaatkan epenuhnya keanekaragaman )
Tulisan tidak boleh senada, datar, dan
sepi sehingga membosankan. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat, maupun
ungkapan lain. Contohnya, “itu pulalah mengapa, membaca buku bagi dosen wajib
hukumnya. Masalahnya, berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan wacana
biasanya bisa didapatkan melalui buku. Bagaimana mungkin Dosen akan bisa
mengajar dengan baik dan menarik bagi mahasiswa jika buku dan informasi yang dikemukakanya
tidak berubah setiap tahun”.
10.
Write to Express not Impress (menulis untuk mengungkapkan, bukan untuk
mengesankan)
Menulis itu bukan untuk mengungkapkan
kepandaian, kehebatan penulis, tetapi bagaimana pembaca benar-benar
memahaminya. Oleh karena itu, buatlah contoh dan penjelasan lebih konkret atas
apa yang diungkapkan.
H. Kode Etik Penulisan
Karya Ilmiah
Kode etik adalah seperangkat norma yang
perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Adapun beberapa kode etik
menurut Bahdin Nur Tanjung ( 2005 : 7-9 ), yaitu :
·
Penulis harus jujur
menyebutkan pikiran yang diambil dari sumber lain.
·
Penulis karya ilmiah
harus menghindarkan diri tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat.
·
Dalam menggunakan bahan
dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib
meminta izin kepada pemilik bahan tersebut.
·
Nama sumber data atau
informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila
pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan.
I. Langkah-Langkah
Penulisan Ilmiah
Menulis
sebuah artikel ilmiah,menurut Suparno ada lima langkah umum yang di
penuhi,antara lain :
1.
Pengembangan Gagasan
Gagasan yang dikemukakan adalah
berfikir ilmiah. Gagasan itu dapat berupa hasil berfikir konseptual tentang
topik tertentudalam suatu bidang ilmu. Gagasan itu juga dapat berupa hasil
penelitian.
2.
Perencanaan Penulisan Naskah
Menurut Suparno, perencanaan
penulisan naskah itu meliputi perencanaan gagasan, perencanaan format dan
teknik penulisan, dan perencanaan bahasa. Perancanaan ini tidak memasuki aspek
ejaan dan tanda baca karena aturan ejaan dan tanda baca itu sudah diformatkan
sebagai ketentuan yang tidak memungkinkan adanya kreativitas penulis dan
preferensi.
a.
Perencanaan Isi Artikel
Perencanaan gagasan artikel direalisasikan
dalam pengembangan butir-butir gagasan artikel (Suparno, 2000 : 40).
Perencanaan gagasan artikel dilakukan pada tiga tingkat, yakni tingkat gagasan
artikel, tingkat gagasan bagian artikel, dan tingkat gagasan paragrafdalam
artikel.
b.
Perencanaan Format Dan Teknik Penulisan
Perencanaan format dan teknik
penulisan direalisasikan dalam penentuan umum format dan teknik penulisan yang
akan digunakan dalam penulisan naskah. Ada format umum dan format khusus
sebagai format gaya khusus.
c.
Perencanaan Bahasa
Perencanaan bahasa penulisan naskah
diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang akan digunakan dalam naskah. Ragam
bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa ilmiah. Menurut Suparno dan
kawan-kawan (1984:1-4) mengemukakan tujuh ciri bahasa Indonesia ilmiah, yakni: bernalar,
lugas dan jelas, berpangkat tolak pada gagasan (bukan penulis), formal dan objektif,
ringkas dan padat, konsisten, dan menggunakan istilah-istilah teknis.
3.
Pengembangan Paragraf
Paragraf pada hakikatnya adalah
satuan bentuk pengungkap satu gagasan dasar dan satuan bentuk pengungkap yang
berstruktur dalam karya tulis. Paragraf berisi satuan pikiran yang tertuang
dalam sejumlah kalimat untuk mengungkapkan satu gagasan dasar. Paragraf berisi
satuan gagasan dari gagasan yang lebih besar. Paragraf adalah satuan teks
terkecil yang berisi satu gagasan dasar dalam pembentukan gagasan yang lebih
besar. Menurut Rivai (2001:33), banyak
ilmuan Indonesia yang tak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kegagalan ini
terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat yang
koheren serta berhubungan secara sebab dan akibat untuk menjelaskan suatu
kesatuan gagasan atau tema.
4.
Finalisasi
Finalisasi adalah salah satu proses
yang lazim dalam finalisasirevisi naskah. Sebelum revisi dilakukan, penulis
melakukan pemeriksaan ulang terhadap draf artikel dari segi isi, bahan, ejaan, tanda
baca, dan teknik penulisan. Finalisasi
yang sangat lazim dilakukan adalah penyuntingan naskah. Penyuntingan yang dapat
dilakukan segera adalah penyuntingan oleh penulis artikel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar