Jumat, 27 Juni 2014

Karya Ilmiah



BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Karya Ilmiah
            Dwiloka (2005) dalam Nasucha mengartikan, karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah seseorang ilmuan (yang berupa hasil pengembangan) yang ingin mengembangkan imu pengetahuan, teknologi, dan seni yang di peroleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.
B. Ruang Lingkup Karya Ilmiah
1. Penelitian
            Penelitian adalah kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sitematis untuk menemukan informasi ilmiah  dan teknologi yang baru. Tulisan ilmiah dihasilkan dari sebuah penelitian dengan metode yang sangat ketat, di samping itu, penelitian juga mempunyai tujuan untuk menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi masyarakat umum, termasuk membuktikan kebenaran baru yang juga bisa berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan generasi selanjutnya.
2. Pengembangan
Yang di maksud dengan tulisan ilmiah pengembangan adalah :
a. Kegiatan guru atau dosen dalam rangka pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi, dan pengetahuan untuk peningkatkan mutu baik bagi mutu belajar mengajar atau profesionalisme.
b. Tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan informasi tentang cara-cara mempergunakan teori dan proses, untuk tujuan praktis. Pokok yang di bahas dalam tulisan pengembangan adalah menyangkut sesuatu bidang ilmu tertentu sesuai keahlian penulis yang bersangkutan. Sebab tujuanya yaitu mengembangkan ilmu.
C. Kaidah Tulisan Ilmiah    
1. Sistematis     
            Artinya, penulisan karya ilmiah harus di tulis secara sistematis. Sistematis di sini bisa di lakukan kalau penulisanya memakai sistematika tertentu yang sudah digariskan dalam lingkungan ilmiah. Bahkan penelitian kuantitatif dengan kualitatif juga berbeda sitematika penulisanya.
2. Logis       
Logis berarti bisa dinalar. Seseorang yang menulis tulisan ilmiah tentu saja apa yang dibahas bisa dipahami oleh akal pembacanya. Termasuk di sini, membahas sesuatu yang tidak absurb (tidak masuk akal) atau penuh mitos. Contoh sebuah tulisan yang membahas bagaimana nasi satu kepal bisa mengenyangkan dalam waktu satu minggu.
3. Cermat     
            Maksudnya adalah tulisan tidak ditulis dengan sembarangan. Ada aturan ketat yang harus dipatuhi. Itu juga berarti penulis memang diharapkan memahami dan mengetahui setiap bagian yang ditulisnya. Penulis dituntut untuk kemampuanya dalam memahami pembacanya. Apakah pembacanya itu dari kalangan mahasiswa, guru, dosen, atau ilmuan lain.
4. Bahasa baku dan istilah yang konsisten
            Bahasa baku adalah bahasa yang selama ini diketahui masyarakat umum dan sudah menjadi bahasa nasional. Boleh juga memakai kata-kata asing atau bahasa daerah.
D. Macam-Macam Karya Ilmiah
 1. Makalah
Makalah adalah karya tulis yang dimuat pikiran tentang suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif.
2. Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan.
3. Proposal Penelitian
Proposal penelitian diajukan sebelum penyusunan skripsi, tesis, maupun disertasi. Biasanya diseminarkan terlebih dahulu, hasil dari seminar bisa dijadikan bahan perbaikan dalam menyusun skripsi, tesis maupun disertasi. Bedanya dalam proposal penelitian tidak terdapat pembahasan dan kesimpulan serta saran.
4. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah karya tulis yang berisi paparan tentang proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian.
5. Laporan Akhir
            Laporan akhir biasanya ditulis sebagai salah persyaratan mencapai pendidikan S-0/non gelar. Namun begitu, laporan akhir juga sering digunakan untuk mahasiswa S-1 yang melakukan kegiatan magang atau Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau kegiatan lain yang mensyaratkan penyusunan laporan akhir. Laporan akhir berisi penyampaian informasi ilmiah yang bersifat faktual tentang sesuatu dari satu pihak ke pihak lainya. Laporan akhir juga berisi informasi faktual-ilmiah dan teknologi baru yang ditemukan dalam penelitian.
6. Skripsi (S-1)
            Skripsi biasanya dibuat oleh mereka yang akan lulus dari program sarjana (S-1). Kalau membicarakan aspek kajian pustaka, skripsi hanya menuntut menjelaskan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian lain dengan topik yang sama, dalam tinjauan pustaka peneliti berusaha untuk mengeksplorasi penelitian sejenis yang bisa dijadikan acuan dalam penelitian.
7. Tesis (S-2)      
            Tesis yang biasanya diperuntukkan bagi mereka yang akan mencapai gelar master jenjangnya lebih tinggi dari skripsi, dalam tesis dituntut untuk bisa memberikan sumbangan dalam ilmu pengetahuan. Sumbangan bisa berupa diskusi teori yang perlu dikembangkan lebih lanjut dari tesis yang dihasilkan.
8. Disertasi ( S-3)
            Disertasi berupaya untuk mengidentifikasikan posisi dan peranan penelitian yang dilakukan dalam konteks permasalahan yang lebih luas. Lebih luas di sini, artinya dalam disertasi di tuntut untuk lebih banyak mengemukakan pendapat pribadi setiap membahas hasil penelitian lain. Orisinalitas gagasan dirinya begitu di harapkan. Kemampuan logika untuk mengkaitkan banyak hal, menganalisis serta mengemukakan alasan menjadi hal yang penting dilakukan.
9. Karya Imiah Di publikasikan  
            Karya ilmiah diduplikasikan, berupa informasi ilmiah yang diterbitkan dan disebar luaskan kepada masyarakat. Karya ilmiah sejenis ini biasanya berasal dari penelitian, misalnya skripsi, tesis, dan disertasi.
10. Karya Ilmiah Di dokumentasikan
            Umumnya, beberapa hasil penelitian dosen dan mahasiswa di perguruan tinggi disimpan dalam perpustakaan. Tulisan ini masuk dalam karya ilmiah yang didokumentasikan. Mengapa termasuk karya itu? Sebab, tulisan tersebut sengaja tidak disebarluaskan kepada masyarakat, tetapi hanya untuk memenuhi kebutuhan akademik perguruan tinggi.
E. Perbedaan Skripsi, Tesis, dan Disertasi  
            Perbedaan antara skripsi, tesis, dan disertasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu : aspek kuantitatif  dan aspek kualitatif. Dapat dikatakan bahwa disertasi bobot akademisnya lebih berat dari tesis, sedangkan tesis bobot akademisnya lebih berat dari pada skripsi. Oleh karena itu perbedaan skripsi, tesis, dan disertasi biasanya tidak hanya dilihat dari aspek kuantutatif, tetapi lebih banyak dilihat dari aspek kualitatif. Berikut ini aspek-aspek yang membedakan skripsi, tesis, dan disertasi :
1. Beda permasalahan
            Identifikasi masalah untuk skripsi didasarkan atas informasi dari koran, majalah, buku, jurnal laporan penelitian, seminar, atau keadaan lapangan.
Masalah yang dikaji diskripsi cenderung pada masalah yang bersifat penerapan ilmu, sedangkan dalam tesis dan disertasi harus cenderung ke arah pengembangan ilmu.
2. Beda aspek metodologi penelitian.
            Penulisan skripsi dituntut untuk menyebutkan upaya untuk memperoleh data penelitian secara akurat dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang valid. Bagi penulis tesis, penyebutan adanya upaya saja tidak cukup, tetapi harus disertakan bukti-bukti yang dapat dijadikan pegangan untuk menyatakan bahwa instrumen pengumpulan data yang digunakan cukup valid. Sedangkan untuk penulis disertasi, bukti-bukti validitas instrumen pengumpul data harus dapat diterima sebagai bukti-bukti yang tepat.

3. Beda aspek hasil penelitian.
            Hasil penelitian yang dipaparkan dalam kesimpulan skripsi harus didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, dalam tesis, hasil penelitian yang dikemukakan selain didukung oleh data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan, juga harus dibandingkan dengan hasil lain yang sejenis. Oleh karena itu, dalam tesis dan disertasi perlu ada bab tersendiri yang menyajikan pembahasan hasil penelitian. Hasil penelitian skripsi yang ditulis dalam bentuk artikel hendaknya diarahkan untuk dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang bermutu, sedangkan hasil penelitian tesis dan disertasi harus memenuhi kualifikasi layak terbit dalam jurnal ilmiah yang bermutu.
4. Beda aspek kemandirian.
            Selain didasarkan pada ketiga aspek tersebut, skripsi tesis dan disertasi juga dapat dibedakan berdasarkan tingkat kemandirian mahasiswa dalam proses pelaksanaan penelitian dan penulisan naskah karya ilmiah. Secara umum dapat dinyatakan bahwa proses penelitian dan penulisan tesis dan disertasi lebih mandiri daripada skripsi. Secara kuantitatif dapat diilustrasikan sebagai berikut : untuk disertasi kira-kira 90% karya asli mahasiswa, sedangkan 10% merupakan bimbingan serta arahan dosen pembimbing, untuk tesis persentase bisa lebih kecil dari pada disertasi, dan skripsi persentasi lebih kecil dari pada tesis dan disertasi.
F. Ciri-Ciri Tulisan Ilmiah
            Ada banyak ciri tulisan ilmiah yang dikemukakan para penulis. W.Paul Jones pernah mengungkapkan beberapa ciri tulisan ilmiah antara lain :
ü  Menyajikan fakta
ü  Cermat dan jujur ( accurate and truthful )
ü  Tidak memihak ( disinterested )
ü  Sistematis
ü  Tidak bersifat baru ( not emotive )
ü  Mengesampingkan pendapat yang tidak berdasar (unsupported opinion )
ü  Sungguh-sungguh
ü  Tidak bercorak debat ( not argumentative )
ü  Tidak bernada membujuk ( not directly persuasive )
ü  Tidak berlebih-lebihan
G. Asas Menulis Karya Ilmiah   
Kita perlu mengetahui asas menulis karya ilmiah yang jelas. Robert Gunning (Widyamartaya dan Sudiati, 1997) dalam bukunya Principles of Clear Writing, Clear News Writing, The Technique of Clear Writing pernah membuat kriteria sebagai berikut :
1. Keep Sentences Short ( gunakan kalimat pendek )
Biasanya anda menulis dengan kalimat pendek-pendek. Jika terpaksa harus menggunakan kalimat panjang sebaiknya diselingi dengan kalimat pendek, sehingga meningkatkan kejelasan tulisan.
2. Prefer The Simple to The Complex ( pilih sederhana dari pada rumit )
            Kata-kata sederhana, kalimat sederhana, bahasa sederhana lebih meningkatkan keterbacaan suatu tulisan. Biasanya penulis pemula memberlakukan menulis seperti keranjang sampah yang semua informasi yang didapatkanya perlu diungkapkan semua. Padahal tidak semua informasi yang didapatkan harus dimasukan dalam tulisan itu.
3. Prefer The  Familiar Word ( pilih kata umum yang di kenal )
            Tujuanya adalah agar ide yang diungkapkan dapat secara mudah dan jeas ditangkap pembaca. Kata umum lebih dianjurkan dari pada kata asing. Misalnya, antara kat intensit dan intensif jelas berbeda artinya.
4. Avoid Unnecessary Words ( hindari kata yang tidak perlu )
            Setiap kata harus mempunyai peranan dalam kalimat atau tulisan. Kata yang tidak perlu hanya melelehkan pembaca. Bahasa Indonesia dalam perkembanganya dipengaruhi oleh bahasa asing salah satunya bahasa Inggris. Misalnya penggunaan kata-kata adalah dan bahwa diawal kalimat.
5. Put Action in Your Verbs ( beri tindakan dalam kata kerja anda )
            Kata kerja aktif yang mengandung tindakan, yang menunjukan gerak akan membuat tulisan menjadi hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan yang dimaksud.
6. Write Like You Talk ( menulislah seperti anda bercakap-cakap )
Kata yang ditulis sebenarnya pengganti ucapan lisan. Ini membuat tulisan lebih jelas. Buku-buku how to seringkali dipaparkan dengan cara bertutur seperti ini.
7. Use Terms Your Reader Can Picture ( pakailah istilah yang pembaca dapat menggambarkanya )
            Kasus ini sangat berkaitan dengan konteks siapa yang menjadi sasaran tulisanya. Perkataan konkret lebih jelas dari pada yang abstrak. Contohnya, kata “factory town” (kota dengan banyak pabrik) lebih jelas dari “industrial community” (masyarakat industri).
8. Tie in With Your Reader’s Experience ( kaitkan dengan pengalaman pembaca )
            Istilah abstrak memang berguna untuk proses pemikiran, tetapi licin digunakan dalam beromunikasi karena terbuka macam-macam penafsiran. Tulisan yang jelas adalah tulisan yang dapat dibaca dan dipahami pembaca sesuai dengan latar belakang pegalamanya.
9. Make Full Use of Variety ( manfaatkan epenuhnya keanekaragaman )
            Tulisan tidak boleh senada, datar, dan sepi sehingga membosankan. Harus ada variasi dalam kata, frase, kalimat, maupun ungkapan lain. Contohnya, “itu pulalah mengapa, membaca buku bagi dosen wajib hukumnya. Masalahnya, berbagai ilmu pengetahuan dan perkembangan wacana biasanya bisa didapatkan melalui buku. Bagaimana mungkin Dosen akan bisa mengajar dengan baik dan menarik bagi mahasiswa jika buku dan informasi yang dikemukakanya tidak berubah setiap tahun”.
10. Write to Express not Impress (menulis untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan)
            Menulis itu bukan untuk mengungkapkan kepandaian, kehebatan penulis, tetapi bagaimana pembaca benar-benar memahaminya. Oleh karena itu, buatlah contoh dan penjelasan lebih konkret atas apa yang diungkapkan.
H. Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah
            Kode etik adalah seperangkat norma yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Adapun beberapa kode etik menurut Bahdin Nur Tanjung ( 2005 : 7-9 ), yaitu :
·         Penulis harus jujur menyebutkan pikiran yang diambil dari sumber lain.
·         Penulis karya ilmiah harus menghindarkan diri tindak kecurangan yang lazim disebut plagiat.
·         Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (misalnya instrumen, bagan, gambar, dan tabel), penulis wajib meminta izin kepada pemilik bahan tersebut.
·         Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif, tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan sumber data atau informan.  
I. Langkah-Langkah Penulisan Ilmiah  
            Menulis sebuah artikel ilmiah,menurut Suparno ada lima langkah umum yang di penuhi,antara lain :
1. Pengembangan Gagasan
            Gagasan yang dikemukakan adalah berfikir ilmiah. Gagasan itu dapat berupa hasil berfikir konseptual tentang topik tertentudalam suatu bidang ilmu. Gagasan itu juga dapat berupa hasil penelitian.
2. Perencanaan Penulisan Naskah
            Menurut Suparno, perencanaan penulisan naskah itu meliputi perencanaan gagasan, perencanaan format dan teknik penulisan, dan perencanaan bahasa. Perancanaan ini tidak memasuki aspek ejaan dan tanda baca karena aturan ejaan dan tanda baca itu sudah diformatkan sebagai ketentuan yang tidak memungkinkan adanya kreativitas penulis dan preferensi.
a. Perencanaan Isi Artikel
            Perencanaan gagasan artikel direalisasikan dalam pengembangan butir-butir gagasan artikel (Suparno, 2000 : 40). Perencanaan gagasan artikel dilakukan pada tiga tingkat, yakni tingkat gagasan artikel, tingkat gagasan bagian artikel, dan tingkat gagasan paragrafdalam artikel.
b. Perencanaan Format Dan Teknik Penulisan
            Perencanaan format dan teknik penulisan direalisasikan dalam penentuan umum format dan teknik penulisan yang akan digunakan dalam penulisan naskah. Ada format umum dan format khusus sebagai format gaya khusus.
c. Perencanaan Bahasa
            Perencanaan bahasa penulisan naskah diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang akan digunakan dalam naskah. Ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa ilmiah. Menurut Suparno dan kawan-kawan (1984:1-4) mengemukakan tujuh ciri bahasa Indonesia ilmiah, yakni: bernalar, lugas dan jelas, berpangkat tolak pada gagasan (bukan penulis), formal dan objektif, ringkas dan padat, konsisten, dan menggunakan istilah-istilah teknis.
3. Pengembangan Paragraf
            Paragraf pada hakikatnya adalah satuan bentuk pengungkap satu gagasan dasar dan satuan bentuk pengungkap yang berstruktur dalam karya tulis. Paragraf berisi satuan pikiran yang tertuang dalam sejumlah kalimat untuk mengungkapkan satu gagasan dasar. Paragraf berisi satuan gagasan dari gagasan yang lebih besar. Paragraf adalah satuan teks terkecil yang berisi satu gagasan dasar dalam pembentukan gagasan yang lebih besar.  Menurut Rivai (2001:33), banyak ilmuan Indonesia yang tak dapat menggunakan paragraf secara efektif. Kegagalan ini terjadi karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat yang koheren serta berhubungan secara sebab dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema.
4. Finalisasi
            Finalisasi adalah salah satu proses yang lazim dalam finalisasirevisi naskah. Sebelum revisi dilakukan, penulis melakukan pemeriksaan ulang terhadap draf artikel dari segi isi, bahan, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan.            Finalisasi yang sangat lazim dilakukan adalah penyuntingan naskah. Penyuntingan yang dapat dilakukan segera adalah penyuntingan oleh penulis artikel.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar