Senin, 18 Januari 2016

hanik_Wulandari_136819_PBSI_2013A_Prasasti Tengaran / Prasasti Geweg



Bottom of Form
Prasasti Tengaran / Prasasti Geweg
                                               
Sejarah awal mula desa tengaran. Prasasti Tengaran disebut juga Prasasti Geweg secara administratif terletak di Desa Tengaran, Kecamatan Peterongan, Jombang. Letak prasasti ini masih insitu (berada pada posisinya semula). Saat ini wilayah di sekitar prasasti ini berada merupakan areal persawahan. Rute untuk menuju Prasati Tengaran sebagai berikut: Jombang – Jl. Gus Dur – Jl. Soekarno Hatta – belok ke arah Terminal Jombang – perempatan terminal lurus ke utara mentok belok kiri – pertigaan belok kanan lurus ikuti jalan – Desa Tengaran.
Prasasti Tengaran terbuat dari batu andesit dengan tinggi 124 cm dan lebar 78 cm. Ditulis dengan aksara Jawa kuno dalam bahasa Jawa kuno. Tersusun menjadi 7 baris pada sisi A dan 16 baris pada sisi B.
                                   
Di sekitar Prasasti Tengaran bisa dijumpai beberapa batu bata kuno. Berikut perbandingan ukuran bata kuno dengan bata sekarang.

Prasasti Tengaran disebut juga Prasasti Geweg karena prasasti ini memuat tentang penetapan Desa Geweg sebagai sima. Desa Geweg merupakan desa kuno, sekarang masuk dalam wilayah Desa Tengaran. Penetapan sima dilakukan pada tanggal 6 Paropeteng bulan Srawana tahun 857 Saka (14 Agustus 935M) oleh Mahamantri pu Sindok san srisanotunggadewa bersama rakyan sri parameswari sri wardhani Kbi umisori. Pu Sindok merupakan raja Medang (Mataram Kuno) periode Jawa Timur, sedangakan Kbi diduga merupakan permaisurinya.















Bottom of Form
GAMBARAN UMUM DESA
Sejarah Desa / Asal Usul Desa Tengaran.
Legenda yang dapat dibukukan sebagai sejarah Desa Tengaran Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang ini, sumbernya digali dari beberapa narasumber, para tokoh – tokoh, mahasiswa dan pelaku sejarah pada zaman dahulu, termasuk dari sejarah prasasti atau disebut Gorit.
Berdasarkan dari narasumber pada mulanya wilayah yang saat ini dinamakan Desa Tengaran adalah pada zaman dahulu sebelum ada kerajan mojopahit di Desa kami didatangi seorang Raja beserta istri dan anaknya, Raja tersebut bernama Empu Sendok dari Kerajaan Jawa Timur diperkirakan Tahun 200 Masehi. Tujuan datang ke Desa kami akan ke gunung Pucangan mencari putrinya yang bernama Dewi Kilisuci yang sedang bertapa di gunung Pucangan, karena terhalang dengan sungai Brantas yang airnya sangat deras, maka minta pertolongan kepada masyarakat Desa kami.
Dan Masyarakat berusaha membuat perahu yang akan digunakan menyeberangkan Raja Empu Sendok beserta keluarganya, lalu bisa berhasil sampai di sungai Brantas sebelah Utara, maka sang Raja sangat berterima kasih kepada masyarakat Desa, atas pertolonganya, kemudian sang Raja memberi hadiah Desa kami berupa tetenger yang berupa Tugu Batu yang betuliskan huruf Sandi, yang artinya Selama Raja Empu Sendok masih menjabat menjadi Raja maka Desa tersebut bebas dari Upeti ( Bebas Pajak ).
Sang Raja memberi nama Tugu tersebut TENGORO, yang artinya tengah Oro – Oro, jauh dari kerajaan atau jauh dari keramaian, masyarakat Desa menyebut tugu tersebut adalah Tengeran maka semua masyarakat menyebut Desa kita adalah Desa Tengaran. Asal dari Tengoro / Tengaran. Tugu tersebut berukuran ± 1,5 m x 65 cm. karena masyarakat tidak bisa membaca tulisan tersebut maka tugu tersebut dinamakan Gorit ( Tugu digarit-garit )

Dan Tugu tersebut sering ditinjau oleh guru-guru Sejarah Se- Jawa Timur, pada Tahun 1992 ada seorang Mahasiswa dari UGM Yogyakarta datang untuk meninjau tugu tersebut, dan benar batu berbentuk tugu tersebut peninggalan dari Raja Empuh Sendok, dan tulisan dibaca, yang isinya pada waktu itu Desa Tengaran Bebas dari Pajak.
Desa Tengaran terbagi menjadi dua Dusun yaitu Dusun Tengaran dan Dusun Surobayan, sampai sekarang.
























Nama                           : MADTHOHA
Tempat,Tanggal,Lahir : Jombang. 24 juni 1957
Usia                             : 58 tahun
Alamat                        : Tengaran, Peterongan Jombang
Wawancara Narasumber 1 Kepada bapak madthoha
Pewawancara : assalamu’alaikum. Wr. Wb
Narasumber : wa;alaikumsalam. Wr. Wb
Pewawancara : ngaputen pak, niki kulo ingin bertanya tentang asal usul desa tengaran. Tolong diceritakan, karena niki enten tugas dari kampus mengenai asal usul dan sejarah peninggalan desa. disinikan ada prasasti tengaran. Tolong diceritakan asal mula berdirinya prasasti tengaran itu bagaimana pak?
Narasumber : begini nak. asal usulnya prasasti tengaran beginiloh. Pertama Sejarah awal mula desa tengaran. Prasasti Tengaran disebut juga Prasasti Geweg.
Pewawancara : oh seperti itu? Terus kenapa kok bisa letaknya itu di tengah sawah prasastinya itu pak?
Narasumber : seperti ini nak. secara administratif prasasti tengaran itu terletak di Desa Tengaran, Kecamatan Peterongan, Jombang. Letak prasasti ini masih (berada pada posisinya semula) memang dari dulu tempatnya di tengah sawah.
Pewawancara: lah yang saya tanyakan. Kenapa kok bisa tempatnya ditengah sawah gitu pak.
Narasumber : iya nak. seperti ini kenapa prasastinya terletak di tengah sawah. Dulu itu tidak ada yang namanya sawah, tetapi semua itu hanya seperti hutan – hutan (alas) lah disitu orang dulu menyebut gapuranya jombang. Setiap pertempuran semua pasukan itu bersiap – siap disitu.
Pewawancara : terus prasasti tengaran kok bisa ada batu bata yang ukuranya itu besar sekali. itu bagaimana pak ceritanya.
Narasumber : gini nak. Prasasti Tengaran terbuat dari batu andesit dengan tinggi 124 cm dan lebar 78 cm. Ditulis dengan aksara Jawa kuno dalam bahasa Jawa kuno. Tersusun menjadi 7 baris pada sisi A dan 16 baris pada sisi B.
Pewawancara : terus prasasti tengaran kenapa kok di namakan prasasti gewek. Kan sudah jelas dipapan bertuliskan prasasti tengaran. Tapi kenapa kok banyak orang nyebutnya itu prasasti gewek.
Narasumber : Prasasti Tengaran disebut juga Prasasti Geweg karena prasasti ini memuat tentang penetapan Desa Geweg sebagai sima. Desa Geweg merupakan desa kuno, sekarang masuk dalam wilayah Desa Tengaran. Penetapan sima dilakukan pada tanggal 6 Paropeteng bulan Srawana tahun 857 Saka (14 Agustus 935M) oleh Mahamantri pu Sindok san srisanotunggadewa bersama rakyat sri parameswari sri wardhani Kbi umisori. Pu Sindok niku merupakan rojo Medang (Mataram Kuno) periode Jawa Timur, terus Kbi niku diduga merupakan permaisurine. Terus desa tengaran terbentuk menjadi dua yaitu dusun surobayan kale tengaran ini nak.
Narasumber : seperti itu ngge pak. Engge matur suwun pak.









Nama                           : SUWAWI
Tempat,Tanggal,Lahir : Jombang. 19 Maret 1951
Usia                             : 64 tahun
Alamat                        : Tengaran, Peterongan Jombang
WAWANCARA NARASUMBER 2 KEPADA KAKEK SUWAWI
Pewawancara : assalamu’alikum. Ngapunten kek bade tangglet, tangglet masalah asal usul desa tengaran kale prasassti tengaran mbah.. tolong ngge dijelasaken. Soale niki wonten tugas kuliah masalah sejarah desa mbah.
Narasumber : wa’alaiukumsalam ndok. Enggeh. Ngetenloh. Asal usule desa tengaran niki.
Mbah ndamel bahasa Indonesia nopo bahasa Jawa.
Pewawancara : engge bahasa Indonesia mawon mbah lebih baik. Heheheheh
Narasumber : ngeten ndok. Legenda yang dapat dibukukan sebagai sejarah Desa Tengaran Kecamatan Peterongan Kabupaten Jombang ini, sumbernya digali dari beberapa narasumber, yaitu para tokoh – tokoh, mahasiswa dan pelaku sejarah pada zaman dahulu, termasuk dari sejarah prasasti atau disebut Gorit.
Pewawancara : terus awal mulanya yang dinamakan desa tengaran itu bagaimana mbah?
Narasumber : mulanya wilayah yang saat ini dinamakan Desa Tengaran adalah pada zaman dahulu sebelum ada kerajan mojopahit di Desa kami didatangi seorang Raja beserta istri dan anaknya, Raja tersebut bernama Empu Sendok dari Kerajaan Jawa Timur diperkirakan Tahun 200 Masehi. Tujuan datang ke Desa kami akan ke gunung Pucangan mencari putrinya yang bernama Dewi Kilisuci yang sedang bertapa di gunung Pucangan, karena terhalang dengan sungai Brantas yang airnya sangat deras, maka minta pertolongan kepada masyarakat Desa kami. Terus Masyarakat niki berusaha membuat perahu yang akan digunakan menyeberangkan Raja Empu Sendok beserta keluarganya, lalu bisa berhasil sampai di sungai Brantas sebelah Utara, maka sang Raja sangat berterima kasih kepada masyarakat Desa, atas pertolonganya, kemudian sang Raja memberi hadiah Desa kami berupa tetenger yang berupa Tugu Batu yang betuliskan huruf Sandi, yang artinya Selama Raja Empu Sendok masih menjabat menjadi Raja maka Desa tersebut bebas dari Upeti ( Bebas Pajak ).
Pewawancara : oh begitu ngge mbah. Mungkin ada yang lain mengenai asal asul desa tengaran mbah atau prasastinya itu.
Narasumber : enggeh ndok. Ngeten loh mbah critani ngge. Pada zaman dahulu Sang Raja memberi nama Tugu tersebut TENGORO, yang artinya tengah Oro – Oro, jauh dari kerajaan atau jauh dari keramaian, masyarakat Desa menyebut tugu tersebut adalah Tengeran maka semua masyarakat menyebut Desa kita adalah Desa Tengaran. Asal dari Tengoro / Tengaran. Tugu Terus Desa Tengaran niki terbagi menjadi dua Dusun yaitu Dusun Tengaran dan Dusun Surobayan, sampai sekarang.
Pewawancara : terus yang prasasti tengaran itu mbah bagaimana ceritanya?
Narasumber : dulu iku ndok Prasasti Tengaran disebut Prasasti Geweg karena prasasti ini memuat tentang penetapan Desa Geweg sebagai sima. Desa Geweg merupakan desa kuno, sekarang masuk dalam wilayah Desa Tengaran. Penetapan sima dilakukan pada tanggal 6 Paropeteng bulan Srawana tahun 857 Saka (14 Agustus 935M) oleh Mahamantri pu Sindok san srisanotunggadewa bersama rakyan sri parameswari sri wardhani Kbi umisori. Pu Sindok merupakan raja Medang Mataram Kuno periode Jawa Timur, sedangakan Kbi diduga merupakan permaisurinya. Prasasti Tengaran terbuat dari batu andesit dengan tinggi 124 cm dan lebar 78 cm. Ditulis dengan aksara Jawa kuno dalam bahasa Jawa kuno. Tersusun menjadi 7 baris pada sisi A dan 16 baris pada sisi B. Lah biyen niku wonten sing ngunjungi prasasti niki prasasti tengaran sing prasasti tugu niku. Tugu tersebut sering ditinjau oleh guru-guru Sejarah Se- Jawa Timur, pada Tahun 1992 ada seorang Mahasiswa dari UGM Yogyakarta datang untuk meninjau tugu tersebut, dan benar batu berbentuk tugu tersebut peninggalan dari Raja Empuh Sendok, dan tulisan dibaca, yang isinya pada waktu itu Desa Tengaran Bebas dari Pajak. Ngonten ndok.
Pewawancara : oh nggempun matursuwun mbah, sampundi dikasih tau. Mengenai asal usul desa tengaran kale prasasti tengaran niku mau.
Narasumber : ngge ndok samisami, mriki male tangglet male tidak apa – apa ndok. Mbah malah senang jek enten yang mau tanya – tanya sejarah dulu – dulu.
Pewawancara : ngge mbah. Matur suwun ngge,

Dwi Intan Mawardi_136811_PBSI 2013A_ASAL USUL DESA TUGUSUMBERJO KECAMATAN PETERONGAN

Nama : Dwi Intan Mawardi
NIM : 136811
Prodi : PBSI 2013A




ASAL USUL DESA TUGUSUMBERJO
KECAMATAN PETERONGAN


A.    Asal Usul Desa Tugusumberjo
Tugu adalah segala sesuatu yang telah melalui ketahanan yang sangat lama dipakai untuk mengenang seseorang, kegiatan atau kejadian. Arti yang disebutkan kamus tersebut adalah pekerjaan atau hasil karya yang bernilai kekal. Tugu disebut sebagai bangunan atau lokasi alamiah yang dilestarikan oleh karena keindahan atau arti sejarahnya. Tugu dalam arti monument adalah suatu peringatan, atau suatu memorial yang biasa terbentuk bangunan, menara, tiang, patung dan sebagainya yang didirikan guna memperingati suatu kejadian besar dan penting, dalam sejarah atau menghidupkan serta memelihara peringatan kepada perorangan yang telah meninggal.

B.     Sejarah Desa Tugusumberjo Menurut Para Sesepuh
`           Pada nama desa Tugusumberjo, pada kata Tugu mempunyai sejarah yang pada awalnya dahulu yang ada adalah dahulu ada sebuah batu besar berwarna merah tempatnya di samping makam, banyak orang yang melihat batu merah tersebut, jadi makam tersebut tiap hari ramai didatangi banyak orang, karena batu tersebut dianggap batu keramat.
Sedangkan pada kata Sumberjo Kata Sumberejo berasal dari kata “Sumber” karena terdapat banyak sumber air, dan orang jawa menganggap mata air tersebut terus keluar atau “Nyumber” maka dinamakan “Sumber”. Karena desa tersebut desa yang ramai maka dalam bahasa jawa diberi nama “Rejo” atau dalam bahasa indonesia yang artinya “Ramai”. Karena pada zaman dahulu ada seorang pengembarang yang bertapa di Desa Tugusumberjo dan di bawah pertapaanya itu ada sebuah sumber atau (thok) bhs jawa, airnya mengalir sangat jernih sekali (bening) dan air itu digunakan untuk mengaliri sawah setempat, sehingga dari sumber air itu dinamakan SUMBERJO yang terdiri dari dua kata yaitu, kata SUMBER dan REJO. Sumber artinya pusat dan Rejo “Rejo” dalam bahasa indonesia yang artinya “Ramai, dari hal itu sehingga dinamakan dessa Sumberejo, yang terletk di Kec.Peterongan Kab.Jombang. Dan dari kata Sumber dan Rejo digabungkan kemudian menjadi kata “SUMBERJO” yang artinya sumber air yang ramai.

C.    Tempat Kramat di Desa Tugusumberjo
            Di desa Tugusumberjo terdapat empat kramat yaitu makam kramat yang dulunya katanya di makam tersebut terdapat batu merah yang terdiri di atas tanah seluas lapangan futsal. Tampak sangat jelas bahwa di samping batu tersebut terdapat air yang mengalir begit deras dan sumber air itu besar, sumber air tersebut ramai didatangi orang untuk melihatnya, karena sumber air tersebut datang secara tiba-tiba yang membuat warga setempat takjub akan kekuasaan Allah.
D.    Desa Tugusumberjo Memiliki Beberapa Dusun.
a.      Dusun Gading
Sejarah berdirinya dusun Gading adalah pada zaman dahulu terdapat cerita yang konon katanya di dusun tersebut terdapat gading gajah yang bekas dibunuh pada saat terjadi peperangan, warga setempat pun bingung mau dibuat apa gading gajah tersebut, akhirnya salah satu sesepuh di dusun tersebut memutuskan untuk memberi nama dusun tersebut dusun Gading yang berasal dari kejadian gading gajah di dusun tersebut, dari situ maka berdirilah dusun Gading.
b.      Dusun Tugu
Sejarah berdirinya dusun Tugu ini sama dengan sejarah berdirinya desa Tugusumberjo, karena dusun Tugu diberi nama brdasarkan cerita asal usul desa Tugusumberjo, yaitu yang awalnya terdapat batu besar merah yang tempatnya berada didekat makam, dari munculnya batu merah tersebut maka salah satu seorang sesepuh dusun tersebut memberi nama dusun “Tugu” yang artinya batu, yang berasal dari batu merah tersebut.
Berdasarkan penjelasan di tas, dari kejadian batu merah dan sumber air tersebut, maka desa tesebut dinamakan desa Tugusuberjo yang diambil dari kata Tugu (batu), sumber (air), dan Jo (rejo dalam bahasa indonesia artinya ramai, maka berdirilah desa Tugusumberjo.
           


TRANSKIP

A.    Hasil wawancara dengan narasumber  pertama:
Pewawancara  : Assalamualaikum ibu.
Narasumber     : Wa’alaikumsalam.
Pewawancara  : Mohon maaf ibu, apa ibu ada waktu untuk mengobrol dengan saya?                                   Saya ingin bertanya mengenai asal muasal nama desa kita bu.
Narasumber     : Iya silahkan tidak apa-apa. Mau bertanya apa?
Pewawancara  : Saya mau bertanya mengenai asal muasal mengapa nama desa kita diberi
  nama Tugusumberjo bu? Pasti ada cerita sejarahnya kan bu?
Narasumber     : Iya dulu ada cerita sejarahnya kenapa desa ini diberi nama desa
  Tugusumberjo, sebenarnya Tugu dan Sumberjo mempunyai makna masing-
  masing. Tugu sendiri mempunyai arti batu. Ceritany dahulu kala ada sebuah  
  batu besar berwarna merah tempatnya di samping makam, banyak orang  
  yang melihat batu merah tersebut, jadi makam tersebut tiap hari ramai
  didatangi banyak orang, karena bat tersebut dianggap batu keramat.
Pewawancara  : Lalu Sumberjo  sendiri memiliki arti apa bu?
Narasumber     : Sedangkan Sumberejo itu dari kata “Sumber” karena terdapat banyak
  sumber air di samping batu merah yang ada di makam tersebut, dan orang
  jawa menggangap mata air tersebut terus keluar atau “nyumber” maka
  dinamakan “Sumber”. Karena di desa tersebut des yang ramaimaka dalam
  bahasa jawa diberi nama “Rejo” atau dalam bahasa indonesia yang artinya
  “Ramai”. Sehingga dari sumber air itu dinamakan SUMBERJO yang berasal
  Dari dua kata, kata SUMBER dan REJO. Sumber artinya pusat dan Rejo
  dalam bahasa Indonesia artinya “Ramai”
Pewawancara: oh jadi sejarahnya seperti itu ya bu. Terima kasih bu atas informasinya.



B.     Hasil wawancara dengan narasumber  kedua:
Pewawancara  : Assalamualaikum pak.
Narasumber     : Wa’alaikumussalam.
Pewawancara  : Mohon maaf bapak, apa bapak ada waktu untuk mengobrol dengan saya?
                          Saya ingin bertanya mengenai asal muasal nama desa kita dan tempat kramat
                         di desa Tugusumberjo ini.
Narasumber     : Iya silahkan tidak apa-apa.
Pewawancara  : Pasti ada desa dan sejarahnya kan pak, mengenai asal usul desa
  Tugusumberjo dan tempat kramatnya masih ada atau tidak pak?
Narasumber     : Cerinya dahulu kala ada sebuah batu besar berwarna merah tempatnya di
   samping makam, itu sebabnya desa ini diberi nama desa Tugu yang berarti
  batu tersebut.
Pewawancara  : Lalu Sumberjo sendiri memiliki arti apa pak?
Narasumber     : Sedangkan Sumberjo dulu ceritanya di dekat batu besar itu terdapat sumber
                          air yang terus mengalir, airnya juga begitu jernih. Itu sebabnya desa ini diberi
                          nama desa Tugusumberjo, Tugu yang berarti batu besar di samping makam,
                          dan Sumber berarti sumber air di dekat batu tersebut, sedangkan Jo diambil
                          dari kata Rejo atau ramai, jadi digabungkan menjadi desa Tugusumberjo.
Pewawancara  : oh jadi sejarahnya seperti itu ya pak. Lalu apa ada tempat keramat di desa
  Tugusumberjo ini pak?
Narasumber     : Tempat kramatnya ya makam itu tadi, karena di samping makam itu tadi
                          Terdapat batu besar dan sumber air yang mengalir deras.
Pewawancara  : Apakah tempat kramatnya hanya makam itu saja pak, atau mungkin ada
                          Tempat kramat lain?
Narasumber     : Tempat kramatnya hanya makam itu saja.
Pewawancara  : Iya terima kasih bapak sudah mau membantu saya menjelaskan mengenai
                          asal-mula dan tempat kramat di desa Tugusumberjo.
Narasumber     : Iya sama-sama.


Foto Tempat Kramat di Desa “Tugusumberjo Kecamatan Peterongan.